Aduh, anak mama ini malas sekali, ayo bangun..udah siang, “kata mama sambil memanjakanku “. Aku berusaha bangun, tapi badan ini serasa tak bisa digerakkan, badan ini sakit sekali dan aku lemas sekali. Tapi mama berusaha membangunkanku sambil memijat badanku, lalu meraba kepalaku dan berkata, ”aduh… badan kamu panas nak”. Saat itu juga mama langsung mengompresku dengan air dingin, dan membuatkan aku teh hangat, mama merawatku dengan hati seorang ibu yang sangat sayang sekali dengan anaknya. Akhirnya sore itu juga badanku mulai merasa nyaman dan segar. Aku bangun dari tempat tidur dan aku langsung pergi menghampiri mama. Teriakku, “ mama…mama…mama… terima kasih yah, aku terus memeluknya dengan erat dan menciumnya hingga mama terheran – heran melihatku, mama pun mencium dan memelukku “. Saat itu aku merasakan bahwa mama adalah tempat curahanku, tempat dimana aku senang, ia selalu membantu, saat aku susah pun ia selalu menolongku, saat aku sedih ia menghiburku. Sampai – sampai aku berkata, “ Terima kasih Tuhan aku bersyukur Kau berikan aku mama yang sangat baik, mama yang sangat sayang kepadaku. Beberapa bulan kemudian, mama yang wajahnya selalu senang, tiba – tiba menjadi sedih, ia sendiri merenung dan air mata mulai keluar perlahan – lahan. Saat aku melihatnya begitu, aku heran kenapa mama menangis? Aku pun mulai mendekati mama dan langsung memeluknya dan berkata, “ Ma… kok nangis?? “. Jawab mama denagan hati yang tegar, ah ga’ ada apa-apa kok nak, mama cuman sedikit pusing aja. Mama berusaha menutupi kesedihannya. Mama adalah mama yang tegar, ia tidak mau memberitahu aku dengan apa yang terjadi sebenarnya. Jawabku dengan tegas, “ aduh…mama mama… jangan sedih lagi, nanti kalo mama sedih aku juga sedih donk”. Akhirnya mama tidak bersedih,ia tetap kuat, dan tegar. Mama pun langsung membuatkan aku makanan yang enak dan kita berdua makan bersama – sama. Begitu senangnya aku dan mama yang lagi ngobrol, tiba – tiba saja terdengar suara kaki yang berjalan menuju ke arah kami yang sedang makan. Suara kaki melangkah, Tuk..Tuk..Tuk.. Halo semuanya, teriak Papa yang baru saja datang bertugas di Medan. Begitu melihat papa datang aku langsung memeluknya erat – erat dan menciumnya. Mama yang tadinya sedih, menjadi tertawa karna melihat aku yang begitu sayang dengan papa. Huu.. papa bikin kaget aja, kok papa ga’ bilang – bilang sih kalo mau datang? “ Tanyaku dengan hati yg senang ”. Jawab papa sambil tersenyum, kan mau ngasih kejutan buat kalian berdua. Akhirnya hatiku semakin senang karna mama udah ga’ sedih lagi dan papa udah kembali. Aku bersyukur sekali Tuhan… Engkau sudah membuatku senang, engkau juga membuat mamaku senang. Waktu demi waktu udah terlewati, tak terasa seminggu lagi hari natal akan tiba. Aku pun udah memasuki semester akhir. Aku bersyukur sekali punya kedua orang tua yang mendukungku dan aku selalu ingat kata - kata mama, ” Maju, semangat and never give up...” .Sementara aku lagi sibuk – sibuknya membuat skripsi, mama juga sibuk membuat kue untuk natal nanti, tapi apa yang terjadi dengan mama, tiba – tiba terdengar suara gelas pecah, aku kaget dan langsung keluar dari kamar dan melihatnya. Teriakku kaget, “Ah.. mama..mama..mama kenapa?”.Teriakku, “Papa.... cepat pa..mama pingsan..”. Mendengar suara aku berteriak, papa langsung cepat – cepat keluar dari kamar dan menghampiriku. Teriak papa, “Aduh.. cepat kamu telepon dokter sekarang ”. Aku langsung menuju ke arah telepon, Jawabku dengan gugup ” Dokter.. tolong segera datang, mama saya pingsan” . Saat itu juga hatiku gelisah dan takut, kuberkata dalam hati ada apa sebenarnya dengan mama. Setelah dokter memeriksa mama, aku langsung menghampiri mama dan terus berada di dekatnya, aku mulai mengeluarkan air mata dan berkata, ma.. mama kenapa? aku terus ada didekat mama. Tak terasa pagi tiba, mama terbangun dan ia mengelus kepalaku dan berkata “Hey nak.. bangun, saatnya untuk pergi kuliah”. Begitu mendengar mama yang membangunku, hatiku mulai senang karna bisa melihat mama pulih lagi. Begitu senangnya, aku langsung memeluk mama dan berkata, “ ma.. mama jangan terlalu capek dan ga’ usah buat kue, nanti aku saja? ”. Aku takut kehilangan mama… Jawab mama dengan senyumannya, “ mama ga’ apa – apa kok, sudah saatnya kamu siap – siap ke kampus, nanti telat lho.”Melihat mama yang udah sehat lagi, hatiku berkata, “ Thank you Lord ”. Akhirnya tibalah hari natal, saatnya aku, mama dan papa berkumpul lagi. Kataku, ” Oh Tuhan aku sungguh bersukacita karna Engkau telah memulihkan mamaku dan kami bisa berkumpul lagi ”.Bagiku di hari natal ini adalah hal yang paling bahagia, Engkau juga sudah membuatku manjadi orang yang sukses dalam menyelesaikan kuliah dgn nilai yang memuaskan. Teriakku,” Thank You Lord ”. Beberapa bulan kemudian kesehatan mama mulai terulang lagi, tapi aku hanya berpikir kalo mama mungkin terlalu capek. Ternyata penyakit mama sangat fatal, aku sama sekali tidak tahu yang sebenarnya. Papa selama ini menyembunyikan penyakit mama dari aku. Saat itu juga mama yang berada dirumah sakit hanya bisa tertidur tanpa bisa apa – apa, melihat mama seperti itu hatiku semakin sedih. Dengan penasaran penyakit mama sebenarnya apa, aku langsung menghampiri papa, tanyaku dengan tegas, “ Pa… kenapa mama? “. Melihatku yang begitu sedih, akhirnya papa mulai cerita. Jawab papa dengan wajah yang sedih, “ saat ini kondisi mama memang semakin menurun, mama terkena KANKER RAHIM stadium lanjut, kata dokter bisa di operasi cuman resikonya besar. Papa udah berusaha melakukan yang terbaik, dan papa juga udah bicara dengan mamamu, tapi mama ga mau di operasi. Mendengar cerita papa, hatiku semakin sedih, aku tidak tahu mau bilang apa lagi. Aku hanya menangis dan menangis sambil ku peluk papa dan mengatakan kenapa harus begini dan kenapa sakit mama begitu berat. Papa hanya terdiam dan mengelus kepalaku, aku mulai memberontak dan berteriak keras,” kenapa harus mama !!!!!”. Papa terus memelukku erat - erat dan mengatakan “ Sudahlah nak, percayalah pasti mama sembuh “. Aku hanya terus menangis betapa berartinya mama bagiku.Teriakku “ Don’t Go Mama.Beberapa minggu kemudian, mama masih juga terbaring lemas dan tak berdaya. Hatiku hanya merasakan kesedihan yang terus menerus, hingga mata ini serasa sakit karna air mata yang terus keluar. Aku hanya berada terus di samping mama dan berdoa kepada Tuhan biar mama di beri kesembuhan dan bisa bersama – sama dengan kami. Saat ini juga aku melipat kedua tanganku dan kepala menunduk hingga air mata terus berjatuhan ke lantai. Tanyaku kepada Tuhan, Bapa.. ampunilah aku, ampunilah mamaku, ampunilah papaku.. aku datang kepadaMu dengan hati yang sedih, Bapa biarlah Kau yang menyembuhkan Mamaku and I Believe you God. Bapa biarlah mujizatMu yang terjadi untuk mamaku, aku percaya ketika aku terus berdoa, mama akan sembuh. Hanya satu permintaanku Bapa yaitu buat mijizatMu terjadi dengan mama. Hanya dalam nama Yesus aku sudah berdoa dan mengucap syukur. Amien.Begitu aku selesai berdoa, aku langsung menghampiri mama yang terbaring di tempat tidur. Tanyaku dengan hati yang sedih, “ Ma… bangun, aku datang untuk mama dan aku mau mama mendengarkan curahan hatiku “ Aku terus bicara di hadapan mama hingga akhirnya tangan mama mulai bergerak dan perlahan – lahan mata mama terbuka. Merasakan dan melihat itu semuanya hatiku menjadi senang dan aku berteriak,Thank you Lord. Begitu senangnya melihat bergerak aku langsung memeluknya erat – erat dan mengatakan mama harus kuat dan percaya pasti sembuh. Jawab mama sambil mengangguk kepalanya, “ Iya nak..” Tak sampai disitu, kondisi mama memang pulih kembali, tetapi saat ini juga mama masih memakai oksigen dan infus dimana –mana. Tapi aku terus berdoa dan percaya klo Tuhan pasti bisa menyembuhkan mamaku.Beberapa minggu kemudian, mama gawat lagi, dan kali ini mama hanya bisa berserah kepada Tuhan. Tapi aku tetap terus memberontak karna aku percaya kalo Tuhan pasti bisa menyembuhkan mama. Papa terus memberiku arahan bahwa mama akan lebih bahagia lagi jika ia bersama Jesus. Aku tetap tidak mau menerima itu, aku terus berteriak” Tidak !!!! Mama pasti sembuh, pasti Tuhan Yesus sembuhkan mama, aku percaya itu Tuhan “. Tiba saatnya masa kritis buat mama, dimana mama terus memnggilku dengan nada yang susah di ucapkan.Aku tidak tega lagi melihat mama, aku hanya terus menangis, tapi mama terus memanggilku. Akhirnya aku pun mendekati mama dan memegang tangannya sambil air mata ini terus mengalir. Jawabku dengan air mata yang terus berjatuhan di tangan mama, “ Ma.. aku minta maaf, aku janji jadi anak yang rajin dan penurut ”. Mendengar seruanku, akhirnya mama pun mengembuskan nafas terakhir dan matanya pun mulai tertutup. Teriakku “ TIDAK !!! MAMA DON’T GO…… JANGAN PERGI….. “ Papa terus memelukku dan berkata, “ sudahlah nak, relakan mama karna Tuhan memberikan yang terbaik buat mama ”. Saat itu juga hatiku mulai marah dengan Tuhan, karna tadinya aku percaya kalo mama itu pasti sembuh tapi mengapa mama malah pergi !!!. aku terus memberontak dan memberontak, papa terus memberiku nasehat. Kata papa, ” mama sudah bahagia bersama Yesus, apa yang sudah kita lakukan buat mama, itulah yang terbaik dan Tuhan sudah berikan kesembuhan bagi mama yaitu di dalam rohaninya dan seisi keluarganya. Kata papa sambil memeluk aku, “ kamu harus tetap kuat dan mengucap syukurlah kepada Tuhan karna Tuhan masih memberikan kamu papa yang sekarang masih ada mendukung dan mendampingi kamu, percayalah nak, Tuhan itu baik “. Mendengar kata – kata papa, hatiku mulai pulih dan kesedihanku pun mulai larut. Aku pun mengucap syukur, Tuhan Engkau sudah memberikan yang terbaik buat mama, papa, dan. ” Thank You Lord ....kataku sambil memeluk papa ”.
Bioskop IMAGE
Tahun Baru 2011
Jumat, 04 Desember 2009
Di Natal ini aku kehilangan Mama
Diposting oleh MDC Makassar di 09.59 0 komentar
Label: Cerita Natal
Langganan:
Postingan (Atom)